Bismillahirrohmaanirrohiim
Assalamu’alaykum
warahmatullahi wabarakatuh
InsyaAllah pada
kesempatan kali ini saya akan berbagi tentang cara mengetahui kondisi hati kita
serta apa obat yang efektif untuk menyembuhkan penyakit hati yang sudah saya
rangkum dari ceramah yang disampaikan oleh Habib Dr. Salim Segaf Al Jufri pada
channel Youtube Majelis Selasa. Beliau menyampaikan bahwa jika seseorang ingin
mengetahui apakah hatinya sedang sakit atau tidak maka ia harus menemui gurunya
atau murobbinya. Dalam ungkapan dinyatakan bahwa “Lawla murobbi maa ‘araftu Robbi” (tanpa murobbi, aku takkan
mengenal Rabbku. Jadi sebaiknya kita menyanyakan pada murobbi kita bagaimana
kondisi hati kita, apakah hati kita sedang takabbur/sombong dan lain sebagainya,
dengan demikian murobbi akan memberikan nasihat kepada kita untuk memperbaiki
kondisi hati kita.
Mengapa penting
untuk menanyakan hal tersebut kapada murobbi? Hal ini dikarenakan apabila
seseorang sudah sering melakukan suatu perbuatan, maka ia akan merasa
seolah-olah hanya melakukan hal yang biasa saja, padahal perbuatan yang ia
anggap “hal yang biasa” itu merupakan perbuatan yang melenceng. Contohnya saja
tukang sampah yang setiap hari berhadapan dengan sampah, maka ia akan terbiasa
dengan bau sampah tersebut, bahkan bisa merasa nyaman berada di lingkungan
sampah. Ketika seseorang sering takabbur, maka ia akan menanggapnya biasa dan
tidak merasa bahwa yang dilakukannya itu salah karena sudah menjadi karakternya
sehari-hari. Namun bagi orang-orang tertentu, seperti guru atau murobbinya
pasti menyadari bahwa orang tersebut sudah mulai melenceng dari jalan Allah.
Maka sudah menjadi kewajiban bagi seorang murobbi untuk menasihati dan
membimbing binaannya untuk kembali ke jalan yang lurus.
Umar bin Khattab ra.,
seorang amirul mu’minin, mendatangi Salman Al-Farisi untuk menanyakan aib dan
kekurangan yang ada pada dirinya. Namun Salman Al-Farisi mengatakan bahwa tidak
ada kekurangan pada diri Umar bin Khattab. Maka dari itu Umar bin Khattab
menanyakan kembali apakah Salman Al-Farisi mendengar omongan dari masyarakat
tentang dirinya. Dan ternyata Salman Al-Farisi mendengar dua hal mengenai Umar
bin Khattab. Pertama, mereka menceritakan bahwa Umar bin Khattab mempunyai dua
pakaian kebesaran. Kedua, Umar bin Khatab saat makan terdapat banyak macam
hidangannya. Mendengar hal tersebut, Umar Bin Khattab menjelaskan perihal kedua
kepada Salman Al-Farisi bahwa memang ada beberapa macam hidangan dalam satu
kali makan, akan tetapi macam hidangannya yang dimakan bukanlah hidangan yang
besar, seperti minyak zaitun, dan lain sebagainya. Kemudian terkait perihal
pertama dijelaskan oleh sahabat yang lain bahwa memang betul Umar bin Khattab
mempunyai dua pakaian, namun salah satu pakaian tersebut bagian belakangnya
sudah banyak jahitan yang bertumpuk karena sudah terlalu sering dipakai sejak
lama. Dari kisah tersebut dapat kita ambil pelajaran bahwa seorang Umar bin
Khattab yang sudah sangat tawadhu bahkan masih menanyakan apakah terdapat aib
atau kekurangan yang ada pada dirinya yang harus ia perbaiki. Oleh karena itu, apabila
kita ingin memperbaiki hati kita maka kita harus meminta orang lain untuk menilai
diri kita, apa kekurangan kita, dan memintanya untuk menasihati kita.
Jika kita sudah
mengetahui bahwa hati kita sedang sakit maka kita harus segera mengobatinya.
Jika penyakit hati kita adalah sombong, maka obatnya adalah tawadhu, seperti
menyapa orang lain, membantu orang lain. Jika penyakit hati kita adalah kikir,
maka obatnya adalah banyak berinfaq. Jika keras hatinya, maka bagaimana caranya
supaya lunak hatinya. Jika hati tidak
ingat pada akhirat, maka harus banyak berdzikir. Jika hati kita hanya cinta pada
dunia, maka harus diupayakan bagaimana caranya supaya bisa cinta kepada
akhirat. Wallahu a’lam bish showab.
sumber :
1. https://www.youtube.com/watch?v=_A9JbTOuj60
2. https://www.youtube.com/watch?v=VxQXIuWgPmc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar